Tuesday, June 21, 2022

BOLA LAMPU

 


Bola lampu merupakan salah satu penemuan terpenting umat manusia. Bayangkan, jika sampai hari ini kita hanya mengandalkan cahaya Bulan, lilin atau lentera untuk penerangan di malam hari. Namun, tahukan kalian siapa penemu Bola Lampu sebenarnya. 

Kisah Bola Lampu dimulai jauh sebelum Thomas Alva Edison mematenkan Bola Lampu pertama yang sukses secara komersial pada tahun 1879. Ternyata Thomas Alva Edison bukanlah satu-satunya yang berkontribusi pada perkembangan teknologi revolusioner ini. Banyak tokoh terkenal lainnya juga dikenang karena ikut mengembangkan baterai listrik, lampu, dan pembuatan bola lampu Pijar pertama.

Pada tahun 1800, penemu asal Italia, Alessandro Volta mengembangkan metode praktis pertama untuk menghasilkan listrik atau disebut dengan istilah “tumpukan volta”. Tidak sama setelah Volta mempresentasikan penemuannya tentang sumber listrik berkelanjutan kepada Royal Society di London, Humphry Davy, seorang ahli kimia dan penemu asal inggris memproduksi lampu listrik pertama di dunia dengan menghubungkan tumpukan Volta ke Elektroda arang. 

Penemuan Davy pada tahun 1802 dikenal sebagai lampu busur listrik dinamai dari busur cahaya terang yang dipancarkan di antara dua batang karbonnya. Meskipun lampu busur Davy jelas merupakan peningkatan pada tiang pancang Volta yang berdiri sendiri, lampu itu tetap bukan sumber pencahayaan yang praktis. Lampu yang belum sempurna ini terbakar dengan cepat dan terlalu terang untuk digunakan di rumah atau ruang kerja.

Pada tahun 1840, ilmuan asal Inggris Warren de la Rue mengembangkan bola lampu yang dirancang secara efisien menggunakan filament platinum melingkar sebagai pengganti tembaga, tetapi harga platinum yang tinggi membuat bohlam itu tidak sukses secara komersial.

Pada tahun 1848, William Staite pria asal Inggris, meningkatkan umur penggunaan lampu busur konvesional dengan mengembangkan mekanisme jarum jam yang mengatur pergerakan batang karbon lampu yang cepat mengikis. Tapi biaya baterai yang digunakan untuk menyalakan lampu Staite dinilai terlalu mahal. 

Perkembangan terakhir lampu listrik dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu Lampu Pijar, Lampu Pelepasan Gas dan Electroluminescent, terlepas dari itu semua masing-masing jenis lampu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Macam-macam jenis bola lampu

1.    Lampu Pijar
Lampu Pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. Filament lampu Pijar terbuat dari tungsten (wolfram), bola lampu diisi Gas. 

Prinsip kerja lampu Pijar sangat sederhana. Ketika ada arus listrik mengalir melalui filament yang mempunyai resisvitas tinggi sehingga menyebabkan kerugian tegangan, selanjutnya menyebabkan kerugian daya yang menyebabkan panas pada filament sehingga filament berpijar.

Lampu Pijar yang warna sinarnya putih, bagian dalam bola lampu dilapisi dengan silica oksida (SIO2) atau seng Sulfida (ZNS).

2.    Lampu Halogen
Lampu Halogen tergolong lampu Pijar yang ke dalam bola lampunya diisi dengan unsur halogen di antaranya lodida. Evalorasi wolfram pada lampu ini terjadi saat filament berpijar.

Selanjutnya evaporasi Wolfram bereaksi dengan lodida di sekelilingnya sehingga terjadi reaksi bolak-balik. Dengan demikian atom yang akan terlepas dari filament kembali menyatu dengan filament. Hal ini menyebabkan umur filament menjadi kira-kira 2 kali umur lampu biasa.

Lampu halogen jenis GSL umur standar pemakaian hingga 1.000 Jam di Amerika Serikat dibuat standar 750 Jam. Sedangkan untuk penambahan umur rata-rata pemakaian 1.000 hingga 2.000 Jam efikesinya turun sekitar 10% Efikesi lampu halogen mencapai 20 lm/W.


3.    Lampu Dingin 
Salah satu perkembangan lampu filament adalah pemakaian teknik gelas sinar dingin. Sinar inframerah yang dihasilkan filament menimbulkan persoalan karena panas yang dipancarkan.Panas ini dapat direduksi dengan menggunakan gelas sinar dingin untuk bahan bola lampu. 

Gelas sinar dingin dapat mengurangi panas yang dipancarkan filament hinggan 80% lapisan yang menyebabkan gelas sinar dingin mampu mereduksi panas adalah seng Sulfida dan Magnesium Flourida atau Silika dioksida yang dibuat lapisan berselang seling (terdiri dari 2 macam bahan yang berbeda bisa mencapai 20 lapis). Gelas semacam ini disebut gelas dichroic.

Hingga awal tahun 2000 perkembangan teknologi lampu Pijar sangat pesat baik yang terkait dengan bentuk bola lampu, bahan bola lampu, gas pengisi, pewarnaan, maupun modifikasi filamennya. 

0 Comments:

Post a Comment

Berikan komentar yang membangun dan bersifat positif ! Terimakasih

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home